Hidup Beriman

Hai sobatt!! Shalom… apa kabar nih?
Di eksis edisi ini, kami perwakilan siswa-siswi Kristen SPENSABA akan membahas tentang pentingnya hidup beriman loh sobat!! Yuk simak….
Yesus Kristus adalah anak Allah yang telah lahir, mati dan bangkit bagi kita semua. Untuk memelihara iman kepada Yesus Kristus, kita harus mempercayai-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Orang percaya mengungkapkan iman melalui tindakan dan cara hidup sebagaimana tertulis dalam Yakobus 2:17b, “Jika iman itu tidak disertai perbuaan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”
Kata “iman” dalam Perjanjian Lama berarti “berpegang teguh”. Jadi, beriman berarti berpegang teguh pada keyakinan yang dimiliki akan suatu hal. Iman membangkitkan pengharapan, sekaligus mendorong seseorang untuk mewujudkan pengharapan itu.
Menurut Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Artinya , iman percaya itu akan terlihat dalam perbuatan. Iman percaya itu dapat melihat dan meyakini sesuatu hal yang belum kita lihat. Misalnya, kepercayaan tentang Yesus Kristus yang tidak pernah kita lihat secara fisik namun kita percaya kepada-Nya berdasarkan kesaksian Alkitab.
Menurut Alkitab, Iman adalah syarat mutlak untuk mendapatkan anugerah keselamatan (Efesus 2:8-9). Tanpa Iman mustahil seseorang dapat berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6). Tanpa Iman kehidupan rohani kita mati (Roma 1:7, Hab 2:4). Dengan kata lain, tanpa iman kita tidak mungkin masuk sorga. Artinya jelas, bahwa iman adalah sarana yang dengannya kita diselamatkan (Roma 10:9).Jangan salah mengerti. Bukan iman yang menyelamatkan kita, tetapi Yesus Kristus. Iman hanyalah sebagai sarana/ penghubung/ jembatan untuk memperoleh anugerah keselamatan dari Kristus. Yesus Kristus harus menjadi objek iman itu sendiri, barulah iman tersebut membawa kepada keselamatan.
Iman sejati adalah percaya pada apa yang telah Kristus kerjakan buat kita. Ada dalam Alkitab, “Sebab itu kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Krisus” (Roma 5:1).
Bagaimana ya caranya memelihara iman? Yuk simak bagian selanjutnya…
Dalam 2 Timotius 4:7-8, Rasul Paulus menulis, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”
Nampaknya Rasul Pulus mencoba menggambarkan betapa beratnya upaya untuk mempertahankan dan memelihara iman. Ia tidak hanya memelihara iman dengan berdoa, namun juga bersaksi memberitakan injil Kerajaan Allah, berani mengatakan kebenaran dan menegur yang bersalah, memiliki penguasaan diri, sabar dan tabah dalam penderitaan. Itulah cara Paulus memelihara iman dan pengalaman ini ia bagikan kepada Timotius.
Terkadang hamba Tuhan pun sudah banyak yang terlihat hebat dalam penyampaian Firman, terlihat mengerti tentang Firman, terlihat suci dan benar kehidupannya. Akan tetapi hidupnya penuh dengan kebusukan, licik, munafik. Hidup gak menentu, suka gosipin orang, para remaja sampai orang tua, pakaiannya udah gak beres, hubungan gelap, pergaulan bebas,…dan masih banyak lagi. Kalau sementara beribadah kepada Tuhan, terlihat sungguh-sungguh. Bahkan pada saat bernyanyi buat Tuhan, kayak penuh urapan, penuh sukacita, dan sebagainya. Padahal mungkin sebelum beribadah sudah gosipin orang, berkata kotor, habis mukulin orang, atau bahkan habis berbuat zinah. Tapi saat beribadah seolah-olah tidak ada apa-apa. Beribadah kepada Tuhan, tapi hatinya tidak bisa terkonsentrasi kepada Tuhan apalagi merasakan indahnya hadirat Tuhan. Nah, apalagi saat dengar khotbah, sedikit tersinggung langsung marah. Atau mungkin berbalik marah kepada hamba Tuhan yang berkhotbah. Hanya karena tersinggung.  saat ini umat Tuhan perlu disinggung dan dihajar dengan kebenaran FIRMAN TUHAN. Ini adalah hal yang sangat menyakitkan, apalagi jika semua didikan dan hajaran itu berkenaan dengan cara hidup kita yang salah. Pasti akan terasa sekali singgungannya. Tapi kalau tidak di ingatkan dan dihajar seperti itu, umat Tuhan tidak akan pernah sadar dan menyadari kesalahannya.
Saat ini umat Tuhan perlu disadarkan dan dihajar dengan kebenaran FIRMAN TUHAN, karena zaman sekarang ini umat Tuhan perlu dibentuk agar menjadi lebih dewasa didalam iman percaya kepada Yesus Kristus. Umat Tuhan yang dewasa dalam iman adalah jemaat Tuhan yang siap di tegor, siap dibentuk, siap di ubah, bahkan siap setia dalam melayani Tuhan. Makanan jemaat Tuhan yang dewasa pun adalah makanan yang keras dan menantang. Karena tujuannya supaya umat Tuhan bertumbuh dalam kedewasaan iman. Bukan seperti bayi yang masih membutuhkan susu dan makanannya pun serba lembut. Jika itu diberikan kepada jemaat Tuhan setiap waktu, kapan jemaat Tuhan akan dewasa jika makanannya pun tidak menunjang. Kita sudah melewati masa bayi, dan sekarang kita berada pada masa dewasa yang penuh tantangan. Untuk menghadapi tantangan yang semakin besar, di perlukan fisik yang kuat dan pemikiran yang lebih dewasa. Dengan demikian kita dapat melewati setiap tantangan itu dengan baik.

Hidup orang percaya digambarkan seperti tanah liat di tangan sang penjunan.  Tuhan adalah Sang Penjunan.  Untuk menjadi bejana yang berdaya guna dan bernilai, tanah liat harus mengalami proses pembentukan sedemikian rupa sampai menjadi lumat, lentur dan lunak.  Lalu mulailah tangan Tuhan bekerja, mengambil gumpalan tanah liat itu dan membentuknya sesuai kehendak-Nya.  Kita takkan bisa lari dari yang namanya  ‘proses’  pembentukan, sebab tidak ada istilah instan di dalam Tuhan.  “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; ‘Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi–siapakah yang mendampingi Aku?'”  (Yesaya 44:24).
Pembentukan Tuhan memang sakit dan tak menyenangkan, seperti berada di padang gurun, karena itulah banyak orang mengeluh, mengomel dan memberontak.
Nabi Yesaya menulis. “tetapi orang orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: merekan seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayap-Nya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan tidak menjadi lelah: (Yes 40:31)
Orang yang memelihara iman itu ternyata dapat dilihat dari ciri-cirinya loh sobat… apa ya ciri-ciri orang memelihara iman? Ini dia…
Bijaksana dalam memposisikan diri di tengah krisis yang sedang dihadapi
Tetap menghormati norma sosial masyarakat
Menerima keterbatasnnya sebagai manusia
Terus menjaga dan membina hubungan yang akrab dengan Tuhan melalui doa dan membaca Alkitab
Tetap setia apapun keadaannya
Menerima baik-buruknya peristiwa kehidupan sebagai kedaulatan Tuhan
Jadi, dari semua penjelasan-penjelasan tadi kita mendapat kesimpulan bahwa bagi orang Kristen, beriman berarti berpegang teguh pada keyakinan yang dimiliki tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dalam keyakinan tersebut, kita percaya kepada Yesus dan menaruh pengharapan kepada-Nya bahwa Ia yang menyelamatkan kita dari Dosa. Bagaimana jika kita hidup tanpa iman? Nah jika kita hidup tanpa iman dan pengharapan, maka kita hidup tanpa tujuan, terombang ambing oleh kebimbangan, keraguan dan berbagai bujukan untuk melakukan hal hal yang menyimpang. Iman membangkitkan pengharapan, sekaligus mendorong seseorang untuk mewujudkan pengharapannya itu. Untuk itu, kita semua terdorong untuk memelihara iman dengan cara setia berdoa dan membaca Alkitab.
Waosan : 2 Korintus 7 : 2-12
Sabab kasusahan kang nyondhongi karsane Allah iku nuwuhake pitobat kang nuntun marang karahayon kang ora gawe getun [ayat 10a]
Pendeta inoue kaoru,rumiyin anggota salah satunggaling gangater yakuza jepang ingkang dipunjrihi tiyang kathah. Piyambakipun nindakaken perkawis ingkang ala, contoh mateni tiyang sanes,ngginakaken narkotika,lan bab-bab ala lintunipun. Nalika yuswanipun 30 tahun, Inoue Kaouru pepanggihan kaliyan wanita ingkang sameniko dados garwanipun. Kathi kebak katulusan, kabecikan ugi katresnan, garwanipun nepangaken bab Gusti Allah dhateng Inoue Kaouru. Ketlatenan ugi katresnan saking garwanipun ingkang karaosaken dening Inoue Kaouru, dadosaken piyambakipun remen dedongga ugi nggegilut sabda pandhakanipun Gusti. Kasaenan menika boten namung karaosaken dening Inoue Kaouru, nangging ugi karaosaken dening kanca-kanca gangster. Pakempalan gangster-ipun bibar lan kathah mantan anggotanipun ingkang paring pambiyantu paladosan greja
Surat Rasul Paulus paring piwulang sae amargi pasamuwan ing Korinta saged mbedakaken bab kasisahan kang nyondhongi karsanipun Allah lan kasisahan donya. Surat Rasul Paulus ikang sepisan, ngemutaken bab dosa ingkang ndadosaken pasamuwan Korintha nglampahi kasisahan ing manah. Kasisahan ingkang dipunraosaken dening pasamuwan ing Korinta krana sampun nguciwakaken Gusti Allah Sang Sumber Gesang Sejati. Sanadayanta makaten, pasamuwan Korinto mboten wonten ing kasisahan ingkang mawantu-wantu. Pasamuwan nggadhahi angen-angen kange mratobat supados gesangnipun dados sae lan condhong kaliyan karsanipun Gusti.
Kita asring mirengaken sabda pangandikanipun Gusti, ananging kenging menopo mboten saged nindakake kanthi sae? Karana kita taksih ngadhahi manah ingkang wangot lan asring nggunggung diri. Sumangga kita sami sinau lan mawas diri supados sabdanipun Gusti lan pakaryanipun saged kita tindakaken ing pigesangan kita. Mugi kita nggadhahi raos ajrih asih dhumateng Gusti lan manah ingkang pasrah sumarah AMIN…

Sudah tahu kan teman-teman mengenai Iman? Sudah dulu ya dari kami… Sampai bertemu di Eksis selanjutnya…

 

By : Frita Delfiana (8A); Inggrid Dhea Pradipta (8A);Vicka Rumanti Putri Kinanthi (8A); Radeka Bernik Christian (9A);Ivandio Yudha Pradipta (9D); Natanael Putra Prasetio (9D)